Minggu, 16 Mei 2010

Minyak Bumi Lestari, Anak Cucu Lestari



Minyak Bumi Lestari, Anak Cucu Lestari

oleh : Mutiara Auliya Khadija

Untuk Mengikuti Lomba Menulis Artikel Ilmiah IATMI 2010




Di era globalisasi ini, negara- negara di seluruh dunia baik negara maju maupun negara berkembang mulai berlomba- lomba untuk meningkatkan potensi yang dimiliki masing- masing negara. Baik potensi sumber daya manusia maupun potensi sumber daya alamnya. Berbagai potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh beberapa negara terbagi menjadi dua jenis. Yaitu sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam diperbaharui misalnya tumbuhan, binatang, air serta udara. Sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui merupakan suatu sumber daya yang lama- kelamaan akan habis jika dipergunakan terus menerus. Misalnya mineral dan minyak bumi. Disini penulis akan menjelaskan tentang seputar dunia minyak dan gas atau sering biasa disebut migas.
Minyak bumi merupakan hasil endapan sisa- sisa jasad renik laut dan hewan yang tertimbun oleh lumpur selama jutaan tahun yang lalu. Karena adanya berbagai proses yang berlangsung selama ratusan juta tahun, endapan sisa organisme tersebut berubah menjadi lumpur yang mengandung minyak. Lumpur ini juga tertimbun tanah sehingga berada jauh di bawah permukaan bumi. Lumpur tersebut jika dibor dengan mesin pembor akan mengeluarkan minyak dalam wujud cairan yang dinamakan minyak mentah. Minyak mentah tersebut kemudian dikumpulkan dalam tangki untuk selanjutnya dibawa ke kilang minyak untuk diolah menjadi minyak siap pakai. Dari hasil pengolahan, akan dihasilkan beberapa bahan seperti bensin, bensol, vaselin, parafin, oli, aspal, solar, dan kerosin (minyak tanah). Sedangkan gas bumi merupakan suatu gas yang dihasilkan bumi dalam kurun waktu jutaan tahun. Gas bumi sendiri dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti minyak tanah setelah diolah. Contohnya gas elpiji. Gas elpiji (LPG) digunakan masyarakat sebagai bahan bakar kompor gas. Bahkan, pada saat ini pemerintah sedang getol- getolnya mencanangkan suatu program seperti konversi gas agar masyarakat lebih tertarik untuk menggunakan gas elpiji dan kompor gas. Hal ini dikarenakan adanya berbagai keuntungan yang dihasilkan oleh gas elpiji yaitu lebih mudah, murah dan efisien.
Selain itu, adanya kelangkaan (scarcity) yang terjadi pada minyak tanah merupakan suatu faktor yang paling berpengaruh atas program konversi gas yang dilakukan pemerintah. Padahal dapat kita ketahui Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia. Persebarannya hampir di semua pulau di Indonesia. Diantaranya, Sumatera bagian timur dan utara, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian timur, Seram bagian timur, Irian Jaya serta lepas pantai di kawasan Kalimantan. Serta keikutsertaan Indonesia dalam organisasi negara- negara pengekspor minyak di dunia atau OPEC (Organization Petrolium Exporting Country) merupakan suatu bukti bahwa Indonesia telah diakui dunia sebagai salah satu penghasil minyak terbesar di dunia. Hal ini terjadi karena para penambang di belum sadar akan kelestarian minyak bumi dan gas bumi. Walaupun Tuhan telah menganugerahkan alam ini dengan berbagai macam sumber daya alam, manusia tidak boleh langsung menghabiskannya. Karena alam ini bukan hanya untuk satu atau dua generasi manusia. Anak cucu kita kelak berhak menikmati berbagai hasil olahan dari minyak bumi dan gas bumi.
Untuk itu, minyak bumi dan gas bumi tidak boleh di habiskan begitu saja. Pengambilan minyak bumi dan gas bumi harus dilakukan sehemat mungkin. Apabila minyak bumi dan gas bumi habis, butuh ratusan tahun lagi untuk mendapatkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar