Sabtu, 03 Januari 2015

Sudahkah kalian bersyukur hari ini?


Selamat pagi.. Sudahkah kalian bersyukur pagi hari ini? 
Alhamdulillah yaa ^^ 
Pagi hari yang cerah ini, yang sebentar lagi kayaknya bakalan mendung soalnya langit tahu nanti ada presentasi tugas besar basis data (*abaikan), kayaknya enak banget buat cerita tentang komunitas yang penulis ikutin. Saya, yang notabene seorang mahasiswa semester 3 jurusan informatika yang setiap hari duduk didepan laptop buat koding bahagia banget bisa ngluangin waktu buat ke rumah sakit.

“Mut, mau kemana?” “Ke rumah sakit.” “Siapa yang sakit?” “Hati aku *tsaaaahhh* 
 “Mut, habis ini mau kemana?” “Ke moewardi”.”Loh ngapain? Belum bisa move on dari gedung sebelah ya?” -___- 
“Mut, mau kemana kesusu banget?” “Ke rumah sakit”.”Ngapain? Mau ngapelin om dokter ya?” *astagfirullah, yang nanya minta di lemparin sandal 

Iya, tepatnya kalau ada waktu luang habis kuliah kalo nggak ngelab ya langsung ke RSUD Dr. Moewardi. Bukan mau jenguk tetangga sakit. Bukan mau periksa. Bukan mau cari gebetan residen residen di sana. Tapi, buat jengukin adik- adik yang semangat nya luar biasa nglawan sel- sel kanker yang ada di tubuhnya. Tepatnya di Bangsal Melati 2 Rumah Sakit Dokter Moewardi Surakarta. Di sana ada taman bermain Maya Ananta. Adik- adik biasa main di sana kalau nggak ada jadwal buat kemo. 
Nah, kita dari komunitas 3C “Childhood Cancer Care” biasa nemenin adik- adik di sana. Kadang kita bikin kelas nggambar, mewarnai, ngaji, nyanyi, wishing tree, bikin uler- uleran, bikin boneka, atau cuman sekedar nemenin adik adik di sana. Kalau udah di sana itu bisa berjam- jam walaupun cuman nemenin adiknya nonton film kartun. Walaupun cuman nemenin adik- adiknya main mobil- mobil ataupun cuman nemenin main puzzle. Nggak tau kenapa kalau di sana itu berasa bahagia banget bisa ketemu adik- adik yang setiap hari harus tinggal di rumah sakit. Makan nggak boleh sembarangan. Kulitnya yang lembut harus dihiasi sama jarum suntik kemo. Terus juga rambut mereka yang halus harus rela rontok akibat obat kemo. Tapi mereka tetep ceria di rumah sakit tanpa mikirin kalau hidup mereka itu sebenernya udah nggak lama lagi. 

Rabu, 23 Juli 2014

Mengapa Kita Wajib Membantu Mereka?

Mengapa Kita Wajib Membantu Mereka? 

Sebuah refleksi dan jawaban atas pertanyaan yang banyak ditanyakan oleh sebagian masyarakat mengenai Aksi Bom oleh Israel di Jalur Gaza
(Ringkasan Siaran Jihad Pagi MTA Minggu, 20 Juli 2014 oleh Dr. Jose Rizal Jurnalis)


Allahuakbar... Allahuakbar...Allahuakbar!!!!
Lahaulawalakuwatailabillah...

Akhir- akhir ini dunia sedang digemparkan dengan berita serangan Israel ke Jalur Gaza Palestina. Banyak anak- anak yang tidak berdosa harus menjadi korban kesombongan dan keserakahan bangsa zionis. Banyak para wanita yang harus jalan kaki berpuluh- puluh bahkan beratus- ratus kilometer, masuk ke terowongan- terowongan sesak hanya demi mencari tempat perlindungan yang mungkin hanya nol nol koma nol nol sekian persen. Namun, dibalik itu semua banyak para syuhada yang meninggal dengan senyum lebar di wajahnya dan berkata “Kita telah berhasil melumatkan satu tank Israel dan para punggawanya. Kita telah berhasil. Allahuakbar!!!”. Mereka tidak tahu menahu jika tank musuh itu seperti peribahasa mati satu tumbuh seribu. Satu tank berhasil dikuasai, maka muncul berpuluh- puluh tank yang akan memborbardir Gaza seperti mereka membasmi hama kutu di ladang.

Subhanallah, begitu kuat saudara- saudara kita yang berada di sana. Bahkan saya pun tidak bisa membayangkan betapa berat cobaan yang harus mereka lalui. Saya sempat dibuat bingung dengan pemberitaan di berbagai media massa cetak maupun online. Sebenarnya apa penyebab Israel memborbardir Jalur Gaza? Kenapa Jalur Gaza? Kenapa bukan Tel Aviv atau Haifa? Atau mengapa bukan Ramallah? Lalu kenapa PBB yang notabene Perserikatan Bangsa- Bangsa yang seharusnya menjaga perdamaian dunia hanya diam saja? Bagaimana dengan Liga Bangsa Arab? Negara Arab seperti bungkam, diam saja bahkan cenderung tidak ambil pusing dengan penyerangan ini. Padahal kita ketahui bahwa Palestina letaknya tidak jauh dengan wilayah mereka.

Beberapa hari yang lalu tepatnya pada hari Minggu, 20 Juli 2014 kemarin alhamdulillah saya mendapatkan jawaban dari kebingungan saya tersebut. Saya mendapatkan jawaban tersebut melalui siaran radio MTA yang setiap minggunya pasti menghiasi rumah saya. Adapun yang menjadi narasumber yaitu Jose Rizal Jurnalis. Beliau adalah salah satu relawan Mer-C (Medical Emergency Rescue Committe) yang sudah beberapa tahun menjadi relawan di Palestina. Untuk lebih jelasnya mengenai siapa itu Pak Jose Rizal Jurnalis, silahkan browsing sendiri ya :D